Rabu, 10 Oktober 2012

dokumentasi keperawatan gawat darurat


BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Proses keperawatan sebagai alat bagi perawat untuk melaksanakan asuhan keperawatan yang dilakukan pada pasien memiliki arti penting bagi kedua belah pihak yaitu perawat dan klien. Sebagai seorang perawat proses keperawatan dapat digunakan sebagai pedoman dalam pemecahan masalah klien, dapat menunjukkan profesi yang memiliki profesionalitas yang tinggi, serta dapat memberikan kebebasan kepada klien untuk mendapatkan pelayanan yang cukup sesuai dengan kebutuhannya, sehingga dapat dirasakan manfaatnya baik dari perawat maupun klien, manfaat tersebut antara lain dapat meningkatkan kemandirian pada perawat dalam melaksanakan tugasnya karena didalam proses keperawatan terdapat metode ilmiah keperawatan yang berupa langkah-langkah proses keperawatan, akan dapat meningkatkan kepercayaan diri perawat dalam melaksanakan tugas, karena klien akan merasakan kepuasan setelah dilakukan asuhan keperawatan dengan pendekatan proses keperawatan, akan dapat selalu meningkatkan kemampuan intelektual dan teknikal dalam tindakan keperawatan karena melalui proses keperawatan dituntut mampu memecahkan masalah yang baru sesuai dengan masalah yang dialami klien, sehingga akan timbul perasaan akan kepuasan kerja.
Dengan proses keperawatan, rasa tanggung jawab dan tanggung gugat bagi perawat itu dapat dimiliki dan dapat digunakan dalam tindakan-tindakan yang merugikan atau menghindari tindakan yang legal. Semua tatanan perawatan kesehatan secara hukum perlu mencatat observasi keperawatan, perawatan yang diberikan, dan respons pasien.
Berfungsi sebagai alat komunikasi dan sumber untuk membantu dalam menentukan keefektifan perawatan dan untuk membantu menyusun prioritas keperawatan berkesinambungan.


2. Tujuan
Tujuan Umum
a). Menjamin asuhan keperawatan secara optimal.
b). Meningkatkan kualitas asuhan keperawatan.
Tujuan Khusus
a). Mengakhiri rencana tindakan keperawatan.
b). Menyatakan apakah tujuan keperawatan telah tercapai atau belum.
c). Memodifikasi rencana tindakan keperawatan.
e). Dapat menentukan penyebab apabila tujuan asuhan keperawatan belum tercapai.

3. Manfaat
1. Untuk kebutuhan kesehatan klien.
2. Untuk menilai efektifitas, efisiensi dan produktifitas asuhan keperawatan yang diberikan.
3. Untuk menilai pelaksanaan asuhan keperawatan.
4. Sebagai umpan balik untuk memperbaiki atau menyusun siklus baru dalam proses keperawatan.
5. Menunjang tanggung gugat dan tanggung jawab dalam pelaksanaan keperawatan












BAB II
PEMBAHASAN


1.      Keperawatan Gawat Darurat
Keperawatan gawat darurat bersifat cepat dan perlu tindakan yang tepat, serta memerlukan pemikiran kritis tingkat tinggi. Perawat gawat darurat harus mengkaji pasien meraka dengan cepat dan merencanakan intervensi sambil berkolaborasi dengan dokter gawat darurat. Dan harus mengimplementasikan rencana pengobatan, mengevaluasi evektivitas pengobatan, dan merevisi perencanaan dalam parameter waktu yang sangat sempit. Hal tersebut merupakan tantangan besar bagi perawat, yang juga harus membuat catatan perawatan yang akurat melalui pendokumentasian.
Di lingkungan gawat darurat, hidup dan mati seseorang ditentukan dalam hitungan menit. Sifat gawat darurat kasus memfokuskan kontribusi keperawatan pada hasil yang dicapai pasien, dan menekankan perlunya perawat mencatat kontribusi profesional mereka.

2.      Standar keperawatan
Standar keperawatan merupakan tingkat pelaksanaan yang perawatnya memegang tanggung jawab, dan didevinisikan sebagai cara seorang perawat yang bijaksana akan memberikan peratawan lingkungan yang sama atau serupa. Pada tahun 1983, emergency nurses association (ENA) membuat standar keperawatan untuk semua perawat profesional yang bekerja di lingkungan gawat darurat. Selanjutnya standar tersebut berfungsi sebagai rujukan untuk menentukan apakah kelalaian perawat gawat darurat menyebabkan atau berperan terhadap hasil pasien yang merugikan.



3.      Rekam Medik
Catatan rekam medik memiliki 3 manfaat utama:
1). Rekam medis gawat darurat adlah catatan penting informasi pasien yang berguna untuk diagnosis dan pengobatan
2). Rekam medis digunakan untuk mempermudah pengantian biaya untuk intitusi
3). Rekam medis merupakan catatan legal tentang pasien. Beberapa informasi mungkin saja diperlukan tidak dalam kaitannya dengan perjalan klinis, seperti untuk investigasi forensik yang melibatkan pernyataan korban, mekanisme cedera, pola luka dan sebagainya.

4. Pentingnya Dokumentasi
Melakukan dokumentasi secara akurat dalam rekam medis adalah salah satu cara terbaik bagi perawat klinis untuk membela diri dari tuntutan hukum karena kelalaian dalam pemberian perawatan
Pemahaman perawat dalam tanggung jawab profesionalnya yang dicapai dengan pembelajaran standar spesialis nasional, akan meningkatkan apresiasi mereka terhadap nilai dokumentasi sebagai alat pembuktian bahwa perawat telah memenuhi tugas-tugasnya

5.      Nilai Kemanusiaan Dan Advokasi Perawat Di Unit Gawat Darurat
Nilai kemanusian merupakan ide mendasar di balik peran perawat gawat darurat sebagai advokat pasien. Penunjukan rasa hormat terhadap martabat manusia, menghormati nilai kemanusian salah satu aspek dari tugas perawat sebagai advokat klien. Melindungi kerahasian dan keselamatan pasien dan juga melindungi dari praktik medik yang tidak aman, seperti intruksi yang membahayakan dan seuatu respon obat yang tidak tepat.




6.      Pengunaan Diagnosis Keperawatan Di Unit Gawat Darurat
Pasien UGD sering mengalami gejala yang dramatis dari sebab itu perawat mempunyai tantangan besar untuk menentukan diagnosisi keperawatan.
Berdasakan fakta bahwa diagnosis keparawatan adalah koponen dari proses keperawatan, daftar diagnosis yang disetujui north american nursing diagnosis assocation (NANDA) dan digabungkan dalam ENA core Curriculum pada 1987. Berikut contoh diagnosis keperawatan di UGD:
Pasien berusia 65 tahun dengan riwayat gagal jantung kongestif, menunjukkan gejala sesak nafas. Hasil penkajian perawat adalah adanya ronchi dan mengi, kaki kardia batuk dengan sputum berbiuh serta cemas dan gelisah.
Diagnosa Keperawatan:
1.      Ketidakefektifan pembersihan jalan nafas berhubungan dengan kongeti pulmonal
2.      Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kongeti pulmonal.

7.      Pengkajian dan komunikasinya
Berdasar kan standar praktik ENA, perawat gawat darurat harus memberlakuka triase untuk semua pasien yang masuk ke IGD dan menentukan prioritas perawatan berdssarkan kebutuhan fisik dan psikologis, dan juga faktor-faktor lain yang memengaruhi pasien sepanjang sistem tersebut.(ENA 1995)
a.       Proses triase
Prosses triase mencakup dokumentasi hal-hal berikut:
1). Waktu dan datangnya alat komunikasi
2). Keluhan utama
3). Penentuan pemberi perawatan kesehatan yang tepat
4)penempatan di area yang tepat,ddl

b. Wawancara triase yang ideal
wawancara dan dokumentasi triase yang ideal mencakup hal-hal berikut:
1). Nama, usia, jenis kelamin, dan cara kedatangan
2). Keluhan utama
3). Riwayat singkat
4). Pengobatan
5) Alergi
6). Tanggal imunisasi tetanus terakhir
7). Tanggal menstruasi terkhir bagi wanita usia subur (jika perlu)
8). Penkajian TTV dan berat badan
9). Klasifikasi pasien dan tingkat keakutan

8.      Perencanaan dan Kolaborasi
Sumber praktik ENA yang berkaitan dengan perencanaan menyatakan perawat gawat darurat  harus merumuskan rencana asuhan keperawatan yang komprehensif untuk pasien UGD dan berkolaborasi dalam perumusan keseluruhan rencana perawatan pasien (ENA 1995).

9.      Langkah- Langkah Di Unit Gawat Darurat
1). Kesiapan
            Elemen penting dari perencanaan adalah kesiapan. Perawat gawat darurat harus siap diri untuk hal-hal yang tidak diharapkan, yaitu krisis yang pasti akan terjadi di lingkungan ini. Perawat harus melakukan hal berikut diawal setaiap jam yaitu dengan memeriksa brangkar, senter, alat pacu jantung ekternal, pelaratan gawat darurat pediatri, dan alat isap, mereka harus memestikan alat-alat berfungsi dengan baik.(hal ini harus di dokumentasikan untuk referensi selanjutnya)
2). Keselamatan
Salah satu standar keperawatan gawat darurat adalah bahwa perawat gawat darurat harus mempertahankan lingkungan yang aman bagi sesama staf, pasien, diri sendiri, dan orang lain yang ada di UGD tersebut.

10.  Implementasi
Standar praktik ENA yang berkaitan dengan implementasi menyatakan,perawat gawat darurat harus mengimplementasikan rencana perawatan berdasarkan data pengkajian, diagnosis keperawatan dan diagnosis medis (ENA 1995)
Berikut ini beberapa contoh tindakan perawat gawat darurat dalam pendokumentasian:
1). pemberian obat
Perawat harus mencatat lokasi injeksi IM, jumlah dan jenis obat.
2). selang nasogastrik
Harus di dokumentasikan pemasangan dan pemeriksaan termasuk warna dan jumlah haluaran.
3). akses IV
Ketika pemasangan IV perawat harus mendokumentasikan bahwa teknik aseptik sudah di gunakan,darah belum di ambil, tidak ada pembengkakan atau kemerahan yang terjadi pada daerah penusukan jarum.

11.  Evaluasi Dan Komunikasi
Pernyataan standar ENA yang berkaitan dengan evaluasi,perawatgawat darurat harus mengevaluasi dan memodifikasi rencana perawatan berdasarkan respon pasien yang dapat diopservasi dan pencapaian tujuan pasien (ENA 1995)










BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Dokumentasi yang baik mencerminkan tidak hanya kualitas perawatan tetapi juga membuktikan pertanggunggugatan setiap anggota tim perawatan dalam memberikan perawatan. Perawat mendokumentasikannya perlu ditekankan pada penulisannya, untuk menghindari salah persepsi dan kejelasan dalam menyusun tindakan perawatan lebih lanjut.

2. Saran
a. Seluruh perawat agar meningkatkan pemahamannya terhadap berbagai cara pendokumentasian keperawatan sehingga dapat dikembangkan dalam tatanan layanan keperawatan.
b. Diharapkan agar perawat bisa menindaklanjuti pendokumentasian tersebut melalui kegiatan asuhan keperawatan sebagai dasar untuk pengembangan kedisiplinan di Lingkungan Rumah Sakit dalam ruang lingkup keperawatan.















DAFTAR PUSTAKA
Lier Patricia W, 2004, Dokumentasi Keperawatan, Jakarta ; EGC
Sadler, Marry kathryn, 1999, Proses Keperawatan, jakarta ; EGCmakalah dokumentasi keperawatan gawat darurat

proses terjadinya penyakit


KATA PENGANTAR


Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga Kami dapat menyelesaikan makalah ini sebagai tugas mata kuliah KONSEP DASAR KEPERAWATAN dengan judul “ Proses Terjadinya Penyakit“.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen Pembimbing atas bimbingan dan arahannya dalam penyusunan makalah ini, dan kepada teman-teman yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan Makalah ini.

Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan kita semua.
                                                                    Lhoseumawe,     2 Oktober 2012


Penyusun




DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................................... ii
BAB I . PENDAHULUAN.................................................................................. 1
A. Latar Belakang....................................................................................... 1
B.Tujuan penulisan…………….………………………………………….1

BAB II.PENDAHULUAN................................................................................... 2
........ A.Definisi Penyakit...................................................................................... 3
........ B.Penyebab Terjadinya Penyakit............................................................... 4
              1.Agent…………………………………… ……………………………4
              2.Host…………..…………………………………………………….….7
              3.Envirotment……………………………………………………….….9

BAB III. PENUTUP.......................................................................................... .10
A. Kesimpulan........................................................................................... .10
B. Kritik dan Saran.................................................................................. .10
         DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….…11



BAB I
PENDAHULUAN


A.LatarBelakang

Penyakit tidak pernah dating tanpa sebab. Penyakit bukanlah nasib dan bukan merupakan keseluruhan yang berada dalam tubuh kita dan mengendalikan kita. Kebanyakan dari penyakit-penyakit disebabkan oleh kesalahan sederhana terhadap hukum-hukum dari sebab dan akibat. Terjadinya penyakit terutama adalah akibat dari pelanggaran terhadap hukum-hukum kesehatan yaitu hukum-hukum aktivitas dan istirahat,hukum-hukum nutrisi, dan hukum-hukum pikiran dan jiwa. 
         
Kemiskinan dan kurangnya makanan menurunkan daya tahan tubuh masyarakat, dan terbatasnya pengertian akan hal medis, sehingga perawatan-perawatan sangat kurang efektif. Semua dari faktor-faktor ini menghasilkan akibat dari penyakit-penyakit infeksi dan kematian dini, sebagaimana yang masih sering terjadi di Negara-negara berkembang. Sekarang gambarannya berbeda di Negara-negara berkembang, tetapi tidak selalu menjadi lebih baik. Diet dan gaya hidup ala Barat menjadi semakin dan semakin populer bagi setiap orang yang membayar. Pekerjaan kantor yang dilakukan sambil duduk dan memiliki kenderaan-kenderaan menjadi tuntutan, para penjual makanan siap saji gaya Barat yang menjual makanan-makanan dengan kadar lemak tinggi semakin menjamur, penggunaan tembakau dan alkohol juga meningkat, dan dengan adanya perubahan-perubahan semacam ini, demikianlah terjadi penyakit-penyakit yang disebabkan oleh infeksi, juga penyakit-penyakit yang disebabkan oleh gaya hidup yang semakin buruk. 

B. Tujuan Penulisan

Berdasarkan latar belakang masalah, tujuan penulisan makalah ini ialah untuk mengetahui dan memahami tentang penyakit terutama proses terjadinya penyakit. Mengetahui mengapa terjadi penyakit, mengetahui gejala penyakit serta cara mencegah agar tidak terkena penyakit












BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Penyakit

Penyakit dapat didefinisikan sebagai perubahan pada individu-individu yang menyebabkan  parameter kesehatan mereka berada dibawah kisaran normal. Tolok ukur biologik yang paling berguna untuk kenormalan berkaitan dengan kemampuan individu untuk memenuhi tuntutan-tuntutan dalam tubuh dan beradaptasi dengan tuntutan-tuntutan ini atau perubahan-perubahan pada lingkungan eksternal dalam rangka mempertahankan konstanan yang layak pada lingkungan internal. Semua sel dalam tubuh memerlukan sejumlah tertentu oksigen dan nutrient untuk kelangsungan hidup dan fungsinya, dan sel juga memerlukan lingkungan yang menyediakan kisaran suhu yang sempit, kandungan air, keasaman, dan konsentrasi garam. Dengan demikian, pemeliharaan kondisi internal dalam batas yang cukup sempit merupakan gambaran penting tubuh normal
.      Penyakit dikatakan ada, jika beberapa struktur dan fungsi tubuh menyimpang dari ormal sampai pada suatu keadaan berupa rusak atau terancamnya kemampuan untuk mempertahankan homeostasis normal atau individu tidak dapat lagi menghadapi tantangan lingkungan. Pandangan subjektif seseorang terhadap penyakit berkaitan dengan gangguan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari dengan nyaman. 
Diatas segalanya, penyakit merupakan “bagian dan bidang” pasien. Proses normal dan abnormal mewakili segi-segi yang berbeda pada spectrum kontinu yang sama. Pada kenyataannya, benih-benih penyakit sering terdapat didalam mekanisme adaptif tubuh itu sendiri, mekanisme yang merupakan suatu pedang bermata dua yang potensial. Sebagai contoh, leukosit, yang penting dalam merespons serbuan mikroba, dapat menjadi agen pada cedera jaringan. Mekanisme yang memungkinkan seseorang menjadi kebal terhadap infeksi tertentu juga membentuk dasar untuk reaksi alergik, seperti hay fever dan asma. Dengan cara yang sama, mekanisme proliferasi sel yang memungkinkan individu untuk memperbaiki luka dan secara konstan memperbarui populasi sel di dalam berbagai jaringan dapat menimbulkan sifat yang tidak terkontrol, mencetuskan kanker
.
            Karakteristik dari penyebab timbulnya penyakit berupa induk semang (host), agent, dan lingkungan (environment), yaitu:

B. Penyebab Terjadinya Penyakit

          1.AGENT
   Agent ini sangat berpengaruh dalam proses terjadinya penyakit. Agent dibagi menjadi 2 macam yaitu agent hidup dan agent tak hidup.

a. Agent Hidup
     Agent yang terdiri atas benda hidup seperti metazoa, fungi, protozoa, bakteri, rikettsia, dan virus yang menyebabkan penyakit yang bersifat menular.

- Karakteristik Agent hidup :
a. Proses deteksi dan identifikasi penyebab
b.Komposisi kimia
c. Komposisi genetik, Enzim
d.Viabilitas (kemampuan dapat bertahan hidup dan tumbuh kembali)
e. Reservoir: Suatu mekanisme yang kompleks dalam mempertahankan spesiesnya dan membantu bertahan hidup di dalam lingkungannya.
f. Sistem transmisi: Sistem yang membawa/mentranspor agent dari satu host ke host yanglain.
g. Latensi: perioda interval waktu yang diperlukan oleh agent untukmenjadiinfektif, sejak diekskresikan dari tubuh
h.Spesifitas: Setiap agent hanya dapat menyebabkan satu jenis penyakit
i. Selektivitas: Agent hidup mempunyai selektivitas atas dasar waktu dan organ target, sehingga penyakit timbul pada waktu tertentu lebih banyak daripada biasanya atau terjadi siklus dan juga menyerang organ tertentu saja.
j. infektivitas: kemampuan mikroba untuk masuk ke dalam tubuh host dan berkembangbiak di dalamnya.
k. Patogenitas: Daya suatu mikroorganisme untuk menimbulkan penyakit pada host.
l. virulensi: Kesanggupan organisme tertentu untuk menghasilkan reaksi patologis yang berat yang mungkin dapat menyebabkan kematian

b.Agen Tidak Hidup

- Agent tidak hidup dapat berupa:
a. Zat kimia yang berasal dari luar tubuh (exogen) terutama banyaknya
zat kimia pencemar lingkungan dan dari dalam tubuh (endogen)seperti metabolit dan hormon
b. Zat fisis seperti temperatur, kelembaban, kebisingan, radiasi pengion, radiasi non-pengion
c. Kekuatan Mekanis seperti tumbukan pada kecelakaan industri
d. Faktor fisiologis seperti usia
e. Faktor psikologis seperti tekanan jiwa akibat hubungan manusia yang tidak selaras
f. Faktor keturunan

- Karakteristik agent tak hidup:
a. Identifikasi
b. Dosis efektif
c. ekokinetik
d. Farmakokinetik
e.Toxisitas: kemampuan organisme untuk memproduksi reksi kima yang
toksis oleh substansi kimia yang dibuatnya
f.SistemTransmisi
h.Spesifitas
i. Selektivitas
j.Reservoir


B.HOST

Faktor penentu yang ada pada host :

1. Faktor-faktor yangdibawa atau sudah ada sejak lahir
usia, jenis kelamin, bangsa, keluarga, daya tahan natural

2. faktor-faktor yangdi dapat setelah dilahirkan
- status kesehatan umum
- status fisiologis (keadaan fungsi tubuh seseorang)
- status gizi
- pengalaman sakit
- stress atau tekanan hidup
- kekebalan dan respons imunologis

Karakteristik Host

1.Resistensi : Kemampuan dari host untuk bertahan terhadap suatu infeksi
2.Immunitas : Kesanggupan host untuk mengembangkan suatu respon imunologis,dapat secara alamiah maupun diperoleh, sehingga kebal terhadap suatu penyakit.
3.Infectiousness : Potensi host yang terinfeksi untuk menularkan kuman yangberada alam tubuh manusia kepada manusia dan sekitarnya

PerilakuHost

a. Perilaku dan lingkungan air
Penyakit bawaan air (water borne disease) disebabkan karena perilaku masyarakat dalam mengkonsumsi air. Kualitas air ditentukan oleh kepercayaandan kebiasaan masyarakat dalam mengkonsumsi air.

b.Perilaku dan lingkungan udara
Penyakit bawaan udara (air borne disesase) antara lain disebabkan oleh kurangnya ventilasi di dalam rumah, kepadatan rumah dalam satu kelompok masyarakat, kebiasaan membakar sampah, dan penerapan teknologi yang kurang sempurna dalam pabrik/industri

c. Perilaku dan Lingkungan makanan
Makanan berfungsi sebagai media transmisi dan merupakan agent penyakit.
Yang menentukan terjadinya penyakit karena makanan adalah Cara pengolahan makanan yang salah, kebiasaan makan makanan mentah,makanan yang diawetkan, hingga penyimpanan dan penyajian makanan yang tidak higienis.

d.Perilaku dan lingkungan kerja
Lingkungan kerja mengandung berbagai agent, yang dapat dikelompokkan ke dalam faktor fisis, kimia, biologi dan ergonomi. Selain itu dapat pula terjadi kecelakaan akibat kerja karena adanya mekanisasi dan elektrifikasi sistem kerja.


  C.ENVIRONMENT

 Definisi

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di luar diri host, baik benda mati, benda hidup, nyata atau abstrak, seperti suasana yang terbentuk akibat interaksi semua elemen-elementersebut, termasuk host yang lain.

 Peran Lingkungan dalam kesehatan
Lingkungan berperan sebagai media transmisi yang mendukung terjadinya penyakit apabila media/lingkungan itu dapat membawa atau mendekatkan agent pada host.

1. Media transmisi yang tidak hidup seperti air, udara, makanan, debu disebutvehicle.Sedangkan yang hidup secara spesifik seperti insekta atau arthropodadisebutvektor.

2. Penularan penyakit dapat terjadi karena
- Fingers atau tangan yang kotor karena terkontaminasi agent
- Flies atau lalat merupakan media transmisi yang hidup
- Food atau makanan
- field atau ladang merupakan lingkungan padat atau litosfer dan menyebabkanpenyakit lewat debu
- Faeces/tinja merupakan buangan manusia yang berisi banyak agent.

C. Karakteristik lingkungan

1.Topografi : Situasi lokasi baik yang natural maupun buatan manusia yang mungkin mempengaruhi terjadinya penyebaran suatupenyakit tertentu.
2.Geografis : Keadaan yang berhubungan dengan strukur geologi dari bumi yangberhubungan dengan kejadian penyakit











BAB III
PENUTUP


A,Simpulan
Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa penyakit tidak muncul dengan sendirinya tetapi penyakit muncul karena gaya hidup yang tidak sehat. Pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan menerapkan pola hidup sehat dan melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala.

B.Saran
Berdasarkan pembahasan diatas kita sudah dapat melihat bahwa penyakit muncul dikarenakan gaya hidup yang tidak sehat, maka dari itu, agar tubuh kita tidak terserang penyakit kita harus menerapkan pola hidup sehat serta melakukan pemeriksaan secara berkala.
.






DAFTAR PUSTAKA

                   Sumber: http://www.scribd.com/doc/32765847/EPIDEMIOLOGI-LINGKUNGA
Shryock, Harold dan Mervyn G. Hardinge. 2009. Kesehatan Keluarga dan Penyakit-Penyakit Umum:Kiat Keluarga Sehat Mencapai Hidup Prima dan Bugar. Bandung:Indonesia Publishing House.
Mitchell, Clemency. 2008. Sehat Prima di Abad Keduapuluh Satu. Bandung:Indonesia Publishing House
Masjhur, Johan S. 1998. Manusia, Kesehatan dal Lingkungan: Kualitas Hidup Dalam Perspektif Perubahan Lingkungan Global. Bandung:Alumni.
Oswari, E. 1991. Penyakit dan Penanggulangannya: Petunjuk Praktis Bagi Kaum Awam dan Paramedis. Jakarta:Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia